Jumat, 09 Januari 2015

Johan Adrianus Frans Rorong ( JAF Rorong )

Bernama lengkap Johan Adrianus Frans Rorong atau yang biasa dipanggil Om Rorong  adalah sosok hamba Tuhan yang tidak pantang menyerah dalam melayani Tuhan. Pria yang lahir di Koyawas Langowan 23 Juli 1929 ini menggembalakan pelayanan pekerjaan Tuhan yang ada di Sukamandi-Subang, ia dikenal sebagai Hamba Tuhan senior dijajaran GpdI Jawa Barat, Terlahir dengan darah campuran antara manado dan jawa, Ayahnya bernama Adrian Rorong dan ibu bernama Adriana Wagino.
Masuk sekolah Alkitab tahun 1955 di Langowan angkatan 11, ketika memutuskan untuk  masuk sekolah Alkitab Pdt.Rorong  tidak didasari karena panggilan Tuhan seperti kebanyakan hamba-hamba Tuhan melainkan karna hanya ingin mendalami saja, ternyata setelah beberapa waktu lamanya berada disekolah Alkitab langowan Pdt.Rorong  dipenuhkan oleh Rohkudus, barulah dari situ ia merasakan panggilan Tuhan dalam dirinya untuk melayani Tuhan dengan sepenuh waktu.  Masuk kelas 2 di Sekolah Alkitab Beji-Batu Malang pada tahun 1959 setelah selesai sekolah kelas 2 di Beji Pdt Rorong lalu membuka  pelayanan di dua tempat yaitu di mojorejo dan jun Rejo dan hingga saat ini pelayanan tersebut masih ada dan mesih berjalan, akan tetapi bukan pdt.Rorong yang menggembalakannya melainkan sudah diserahkan ke rekan sepelayanan.  

Saat HUT Pernikahan Emas
Pada tahun 1960 membuka pelayanan di majalengka yang mana saat itu belum ada gereja hingga pelayanan tersebut maju pesat dan tahun 1961 sudah bisa membangun gereja, inilah gereja pertama yang ada dimajalengka jawa barat. Uniknya kursi-kursi yang ada digereja saat itu dibuat oleh anak-anak yang ada di penjara saat itu karena Pdt.Rorong saat itu melayani juga di penjara-penjara yang ada di majalengka.

Mengikuti Perkuliahan di STTPC
Dengan semakin berkembangnya pelayanan pekerjaan Tuhan yang ada dimajalengka  maka jemaat pun menganjurka Pdt.Rorong untuk mencari pendamping hidup untuk dapat menopang pelayanan pekerjaan Tuhan, lewat pergumulannya juga akhirnya bertemulah dengan seorang gadis berketurunan tionghoa yaitu Tham Bee Syiang panggilannya Me Syiang yang akhirnya menjadi istrinya hingga saat ini, walaupun berbeda etnis dan tidak mudah juga untuk mendapatkannnya karna ada banyak pertentangan dari pihak wanita,tapi oleh kemurahan Tuhan akhirnya Pdt.Rorong dapat meminangnya juga sekaligus menjadi ibu gembala di majalengka. Dari pernikahannya ini Tuhan karuniakan lima anak yaitu Selfie M.Rorong, Teodorus Markus, Oktrina Lidia, Lukius (alm), Yusak Sonny Rorong.
Pada Tahun 1967 Majelis Daerah Jawa Barat mengutus Pdt.rorong untuk melanjutkan pelayanan pekerjaan Tuhan yang ada di Sukamandi  karena saat itu terjadi kekosongan penggembalaan untuk melayani di GpdI Sukamandi.  walaupun saat itu jemaat yang dilayani sudah semakin berkembang, gereja pun sudah berdiri akan tetapi dengan ketaatannya kepada pimpinan akhirnya pdt.rorong pun mengikuti apa kata pimpinan saat itu, ia melayani pelayanan pekerjaan Tuhan yang ada di Sukamandi.  

Pdt. JAF Rorong & Istri
Kesetiaan pdt Rorong dalam melayani akan Tuhan, dia tidak merasa bahwa ia harus mempertahankan haknya yang sudah ia rintis sekian lama melainkan pdt.rorong percaya jika semuanya itu Tuhan punya maksud dan rencana dalam hidupnya dan pelayanan pekerjaan Tuhan, Pdt.Rorong  betul-betul setia akan panggilan-Nya walaupun ia harus meninggalkan zona yang sudah nyaman. Tepat 10 januari 1967 Pdt.Rorong melayani di GpdI Sukamandi hingga saat ini.
Oleh kemurahan Tuhan Pdt Rorong juga pernah menjabat selama lima periode dijajaran Majelis Daerah GpdI Jawa Barat satu periode di Biro Penggembalaan, Biro Organisasi satu periode, Biro Diakonia satu periode dan 2 periode sebagai penasehat MD. Beliau mengatakan ini semua adalah kepercayaan yang Tuhan berikan jadi harus dapat dipertanggung jawabkan sebaik-baiknya sambil mengingat bagaimana perjuangannya dulu ketika harus menjalankan tugas dari Majelis Daerah Pdt.Rorong harus bergelantungan terus di Bus, karena memang tidak mempunyai kendaraan pribadi waktu itu daerah Banten masih masuk wilayah Jawa Barat.
 
Keluarga Besar
Suka duka harus ia lewati dalam pelayanan dan lewat doa dan mengandalkan akan Tuhan yang telah memanggilnya Pdt rorong dan istri dapat melewati itu semua, peristiwa yang sangat besar yang terjadi dalam pelayanan Pdt.Rorong adalah peristiwa tahun 1998, yang mana saat itu terjadi kerusuhan dimana-mana, gereja-gereja banyak yang mengalami penghancuran dan pembakaran oleh masyarakat yang tidak dikenal, tidak terkecuali GpdI Sukamandi pun terkena juga imbasnya karena letak gereja memang di pinggir jalan utama Pantura. Saat itu adalah saat yang paling mencekam yang dirasakan oleh Pdt.Rorong yang mana masa sudah mulai masuk kegereja dan membakar kursi-kursi gereja, peristiwa yang tidak dapat pdt.rorong lupakan adalah ketika masa sudah membakar kursi-kursi gereja didalam gereja, mereka berteriak-teriak untuk naik kepastori  dan hendak membakarnya juga. Tetapi pembelaan Tuhan dirasakan oleh Pdt.Rorong ketika masa yang jumlahnya tidak sedikit itu maju dan mulai menaiki tangga dengan penuh keberanian Pdt.Rorong saat itu juga langsung menghadang mereka untuk tidak melanjutkan naik keatas, entah kenapa masa yang begitu banyak dengan membawa berbagai macam senjata tajam saat itu langsung turun kembali dan meninggalkan Gereja begitu saja, sehingga selamatlah Pdt.Rorong dan keluarga dari amukan masa dan dengan sigap cepat-cepat mematikan api yang sudah membakar kursi-kursi yang ada dalam gereja, anehnya memang itu api tidak sampai menghanguskan seluruh gedung gereja, hanya sebagian kecil saja yang terkena dampak pembakaran tersebut.
Dampak dari kerusuhan tersebut berimbas juga kepada jemaat Tuhan yang dilayani, saat itu jemaat kurang lebih 80% pindah rumah karena mereka mengalami ketakutan, dan hanya tersisa 20% yang ada, gerejapun menjadi sepi karena jemaat sebagian besar pindah keluar kota.  Akan tetapi Pdt.Rorong tidak berputus asa karena ia hanya sebagai hamba Tuhan dan Tuhanlah yang empunya jemaat-jemaat oleh karena itu Pdt.Rorong tetap bertahan dan terus melanjutkan pelayanan pekerjaan Tuhan yang ada, ia berkata “Bagai manapun juga, seberapapun juga jiwa yang ada maka haruslah terus dilayani dengan sungguh-sungguh karena mereka berharga dimata Tuhan.”  Jadi saat itu Pdt.Rorong kembali merintis dari awal, demikianlah hari-hari yang harus terus dijalani dalam pelayanan, hingga akhirnya Tuhan kembali kirim jiwa-jiwa baru untuk dilayaninya dan hingga saat ini gereja GpdI Sukamandi kembali dipenuhi dengan jiwa-jiwa yang rindu dan haus akan Tuhan.
Kerusuhan yang terjadi saat itu tidak membuat Pdt.Rorong patah semangat sebaliknya ia lebih giat lagi didalam melayani Tuhan, bahkan saat ini memasuki usia 86 tahun justru Pdt.Rorong terus menambah ilmu dan mengambil perkuliahan S1 di Sekolah Tinggi Teologia Cianjur, bukanlah hal yang mudah kuliah diusianya saat ini tetapi untuk belajar  dan menambah terus wawasan Pdt.Rorong tetap semangat karena memang ia senang untuk belajar, semuanya itu ia tujukan untuk kemuliaan nama Tuhan, Hingga berita ini di muat Pdt.Rorong sedang menyelesaikan Skripsi nya.
Pdt.Rorong hanya berpesan untuk hamba-hamba Tuhan, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan pernah menyerah karena Tuhan yang sudah memanggil kita maka Tuhan jugalah yang akan melindungi kita, satu hal ia berpesan gereja Tuhan janganlah membangun “Kerajaan” didalam saja tetapi harus dapat memperhatikan juga keluar, Hamba-hamba Tuhan yang sudah berhasil ingatlah akan hamba-hamba Tuhan yang masih dalam perintisan jangan menutup mata karena sudah merasa berada didalam zona yang nyaman sehingga kita lupa akan yang diluar, jangan sampai hamba-hamba Tuhan dikuasai oleh mamon, biarlah kitapun menjadi perpanjangan tangannya Tuhan selalu dan Jangan jadikan keberhasilah dalam pelayanan akhirnya tanpa disadari sudah menghambat pelayanan pekerjaan Tuhan untuk semakin luas. (YA)