Kamis, 24 April 2014

Alm. Benny Longkutoy " Setia Sampai Akhir Hayat "

Terlahir sebagai seorang anak Gembala, pasangan Pdt. Yan Berty Longkutoy dan Yuliana (keduanya kini sudah almarhum) di kota kecil Kuningan-Jawa Barat, Benny Benjamin Longkutoy  anak ke dua dari 6 bersaudara, selepas mengikuti Pendidikan Sekolah Alkitab di Beji angkatan 35, 37 melanjutkan Pengembalaan Pelayanan pekerjaan Tuhan di GPdI “EFERATA” Kuningan Jawa Barat, dimana sebelumnya sempat berpraktek di GPdI Beth Eden Kemayoran Jakarta selama 2 tahun, selama 14 tahun menjadi seorang Gembala Sidang di kota tersebut didampingi seorang istri bernama Novita Iskandar memiliki dua orang anak,  yang pertama bernama Paul Christopher Reinhard Longkutoy sekarang sedang kuliah di salah satu universitas di Jakarta dan anak kedua Verrel Longkutoy (almarhum), Benny Longkutoy dikenal sebagai Hamba Tuhan yang multi talenta, selain sebagai Gembala Sidang, Mantan Sekretaris Majelis Wilayah IV GPdI Jabar, Biro Diakonia MD Jabar,Ketua Bamag Kuningan, sebagai Guru di beberapa Sekolah Alkitab di Indonesia, Penginjil dan pencipta lagu-lagu Rohani, Penginjilan yang pernah dilakukan tidak hanya di dalam negeri bahkan sampai ke luar negeri, dalam setiap lagu yang ciptakan hampir semuanya, menceritakan atau bertemakan tentang kesetiaan seorang hamba Tuhan sampai akhir hidupnya melalui setiap syair yang di nyanyikan Seolah-olah Tuhan sudah berbicara dan mempersiapkan sedemikian rupa apa yang akan dialaminya lewat lagu-lagu yang dia buat, dan ternyata sampai akhir hidupnya, dia tetap setia dalam melayani Tuhan. 

Benny & Istri
Tahun 2009, Benny divonis terkena penyakit diabetes miletus. Dalam sakitnya harus menjalani operasi mata yang disebabkan oleh diabetes tersebut dan pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 27 Oktober beliau divonis oleh dokter mengalami gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah seminggu 3x ketika mendengar vonis dokter tersebut di usia nya yang masih tergolong muda yaitu 47 tahun, Benny merasa bahwa kehidupan nya sudah berakhir sampai disitu begitu banyak Pelayanan penginjilan yang harus dilakukan ke beberapa kota di dalam negeri bahkan di luar negeri dan tugas-tugas didalam kepengurusan Majelis Daerah GPdI Jabar, dia merasa bahwa semuanya telah terhenti sedemikian rupa dengan vonis penyakit tersebut, dunia seakan runtuh karena di saat dia sedang semangat-semangatnya melayani Tuhan, ternyata harus terkena dan alami penyakit yang sangat parah secara manusia Benny sempat mengalami tekanan yang luar biasa kenapa Tuhan hal ini terjadi dalam hidupku? namun ternyata Tuhan punya rencana yang lain untuk nya, meskipun dalam keadaan fisik yang tidak memungkinkan beliau untuk beraktifitas, ternyata Tuhan masih mau memakai menjadi HambaNya Benny berusaha untuk bangkit dan berjuang, perjuangan demi perjuangan harus dijalani demi kemajuan pelayanan pekerjaan Tuhan di Kuningan. Dalam keadaan fisik yang lemah tetap memiliki semangat untuk melayani Tuhan, eminggu 3x menjalani cuci darah belum lagi harus menjalani beberapa kali operasi, ada sekitar 6 x Benny harus tergeletak di meja operasi, bahkan beberapa kali harus dirawat di rumah sakit baik di RS. Medistra Jakarta maupun RS.Pertamina Cirebon namun hal itu tidak menyurutkan dia untuk tetap berusaha tegar dan selalu memberiklan senyuman dalam melaksanakan pelayanan yang dipercayakan padanya, hari-hari dijalani sekalipun dengan menahan rasa sakit yang luar biasa Benny tetap selalu berserah kepada Tuhan dan dalam sakitnya, tetap melakukan pekerjaan sebagai seorang Gembala. 

Kel Alm. Benny Longkutoy
Setiap hari Minggu Benny tetap khotbah melayani jemaat, juga nalurinya untuk menciptakan lagu-lagu pujian rohani tidak bisa dihentikan sekalipun sakit penyakit terus menggerogoti  tubuhnya, bahkan tetap semangat untuk melatih paduan suara untuk perayaan Natal. Sebagai seorang pelatih paduan suara, benny pernah melatih paduan suara di salah satu gereja di Amerika dan berhasil menjadi juara 1 dalam festival paduan suara tersebut suatu prestasi yang patut dibanggakan. Selain itu dalam setiap kegiatan gereja yang harus dilayani oleh seorang gembala, dia tetap memimpin acara-acara tersebut walaupun harus melayani dengan keadaan fisik yang begitu lemah yang secara manusia tidak mungkin bahkan sampai berjalan tertatih-tatih dan beberapa kali sampai jatuh,namun dia yakin Tuhan akan selalu menyertainya, karena Benny  sangat mengasihi dan mencintai pelayanan dan pekerjaan Tuhan yang Tuhan percayakan dalam hidupnya saat itu.
Pernah suatu hari tepatnya tanggal 12 Oktober 2013 ketika Pagi-pagi Benny, hendak bersiap-siap untuk melayani , dia terjatuh sampai akhirnya tidak dapat berdiri dan berjalan waktu itu, namun dia bersikeras untuk tetap berkhotbah di hadapan jemaat sekalipun harus duduk di kursi roda, semangat Benny tetap berapi-api karena sayangnya dia kepada jemaat Tuhan,  esok harinya pun Benny bersikeras untuk melayani dan memimpin sebuah acara yang cukup besar yang diadakan oleh salah satu  jemaat dari awal sampai akhir, walaupun masih tetap dengan bantuan kursi roda, ternyata itulah hari-hari terakhir Benny Benyamin Longkutoy bersama Jemaat dan Pelayanannya. 

Suasana Pemakaman
Hari Sabtu tanggal 19 Oktober 2013 ,kaki Benny terlihat bengkak yang disebabkan karena keracunan dari gagal ginjalnya keluarga secepatnya berusaha membawa Benny ke rumah Sakit untuk memeriksakan kondisinya, malam hari sekitar pukul 00.45 Minggu,tanggal 20 Oktober 2013, Tuhan berkehendak lain Benny menghembuskan nafas terakhirnya pulang ke pangkuan bapa di Surga di rumah sakit Cirebon meninggalkan isteri dan anak serta keluarga dan Jemaat, semangat dan kesetiaan almarhum sampai akhir hidupnya itulah yang telah menginspirasi isteri anak dan keluarga khususnya juga Jemaat yang ditinggalkan,untuk tetap setia sampai akhir, Kini tongkat estafet Pelayanan GPdI Eferata Kuningan diteruskan oleh isteri Almarhum, Novita Iskandar (40),  “ saya harus melanjutkan perjuangan Almarhum Suami saya ” demikian ucap Novi, “ Sebagai seorang wanita yang harus menggembalakan sidang jemaat yang Tuhan Percayakan, secara manusia saya tidak mampu tetapi saya harus berjuang untuk melayani pekerjaan Tuhan di Kuningan,yang seharusnya semua pelayanan ini dikerjakan oleh suami saya, namun kenyataan yang ada bahwa saya harus berusaha untuk bangkit mengalahkan rasa kehilangann saya yang begitu mendalam, saya yakin saya tidak sendiri ada Tuhan Yesus yang sanggup menolong saya dalam menggembalakan sidang jemaat di GPdI Eferata kuningan.”

By. Yra