Senin, 17 Maret 2014

Sejarah GPdI Anugerah Sindanglaut

Cirebon- Keberadaan Gereja Pantekosta di Indonesia “ Jemaat Anugerah “  (GPdI Anugerah) Sindanglaut, tahun ini memasuki usia pelayanan yang ke 43 tahun sejak berdirinya pada tanggal 21 September 1971 hal itu tidak lepas dari perjuangan doa dan air mata yang sejak awal  dirintis oleh Pieters Hallatu muda ( Piet ) saat itu, pria Kelahiran Amahai Maluku Tengah 05 Mei 1945 selesai mengikuti Pendidikan Sekolah Alkitab Piet  demikian panggilan akrab Pieters Hallatu, diutus pihak Sekolah sebagai Pengerja (Praktek Membantu Pelayanan disebuah Gereja)  di GPdI Trifina, saat itu masih disebut dengan GPdI Talang Cirebon, tempat Penggembalaan Pdt. Lontoh Alm.


Selepas menjalani masa praktek Piet memutuskan untuk membuka ladang baru, atau merintis pekerjaan Tuhan di daerah tidak jauh dari Cirebon tempatnya berperaktek, yaitu di Sindanglaut diawali hanya melayani dua keluarga saat itu kel. Jhoni Pangalila dan kel. Yosef Tupan, dengan setia Piet melayani mereka sampai akhirnya tidak lama kemudian Tuhan memberikan seorang Pendamping untuk Piet, seorang gadis keturunan Tionghoa, Elna Kwee asal kelahiran Purwodadi, mereka memutuskan untuk menikah dan melayani bersama-sama dibendang Tuhan hingga Tuhan karuniai mereka Putra dan Putri dari hasil pernikahan yaitu Helena Christine Deasie Hallatu lahir 25 Desember 1976, dan Dicky Yance Hallatu lahir pada 10 Desember 1978.
Pertumbuhan Jemaat.
Jemaat GPdI Sindanglaut dari Tahun ketahun semakin bertambah dan mengalami pertumbuhan pesat untuk itu tempat Ibadah sempat berpindah – pindah rumah kontrakan dari kontrakan satu ketempat kontrakan lainnya sampai lebih kurang tujuh kali mereka harus berpindah tempat, namun hal itu tidak menyurutkan semangat Piet dan Istri serta Jemaat untuk tetap beribadah dan Melayani Tuhan mereka menggumuli itu semua dalam doa siang dan malam kepada Tuhan, untuk satu tempat Ibadah yang permanen, Puji Tuhan Akhirnya Tuhan Jawab Doa mereka pada Tahun 2000 GPdI Sindang laut membeli sebuah rumah di Jl. Raya Cipeujeuh Wetan No. 43b seharga Rp. 60.000.000 dari seorang anak Tuhan, dan merenofasi total rumah tersebut pada tahun itu juga hingga menjadi Gedung Gereja saat ini, dengan total biaya sebesar Rp. 250.000.000 hasil Swadaya Jemaat dan donatur, sejak itulah Gereja Pantekosta di Indonesia Sindanglaut berganti nama menjadi “ GPdI Anugerah “ Sindanglaut.

Doa Pelantikan Gembala oleh: MD Jabar GPdI
Sertijab GPdI Anugerah Sindanglaut.
Pdt. Pieters Hallatu saat ini berusia 69 Tahun, tentunya dengan usia yang tidak lagi muda ditambah lagi dengan keterbatasan fisik akibat penyakit yang sudah lama dideritanya, sedangkan pelayanan Pekerjaan Tuhan harus tetap terus berlanjut maka pada tanggal 18 Maret 2013 bertempat di GPdI Anugerah Sindanglaut diadakan acara serahterima Jabatan Penggembalaan (Sertijab), dimana sebelumnya Pdt. Pieter Hallatu mengajukan permohonan kepada Majelis Daerah Jawa Barat untuk melantik dan menetapkan Pdm. Dicky Yance Hallatu (Anaknya), bersama Istri Pdm. Steiny Tasik sebagai Gembala Jemaat  setempat menggantikan dirinya. Dengan dihadiri oleh Anggota Majelis Daerah saat itu Pdt. Edy Tampi (Biro Penggembalaan) Pdt. Jeffry Palit ( Biro Organisasi ) dan Pdt. Hesky Rorong ( Biro penginjilan ) dan disaksikan oleh pengurus Majelis Wilayah IV juga Hamba – hamba Tuhan serta undangan didepan Jemaat GPdI Anugerah Sindanglaut, pelantikan tersebut dilaksanakan.

Kel. Pdm. Dicky Y. Hallatu.
Profil Gembala
Pdm. Dicky Yance Hallatu menyelesaikan Sekolah Alkitabnya di Sekolah Alkitab Beji.  Angkatan. 45 Tahun 1999-2000 dan Angkatan. 48 Tahun 2002-2003. Didampingi Istri bernama Pdm. Steiny Tasik, mereka dikaruniai dua orang Anak Putra bernama Natanael Zefanya Hallatu dan Putri bernama Nataniel Zilgwyn Hallatu.
                Saat ini Jemaat GPdI Anugerah sedanglaut merenovasi lagi  gedung gereja yg akan dimulai dalam waktu dekat dikarenakan jemaat semakin bertambah dan  Gedung gereja sudah tidak  muat untuk menampung jiwa-jiwa yang Tuhan percayakan, sesuai dengan kerinduan Gembala dan jemaat GPdI Anugerah Sindanglaut yaitu menjadi Umat Tuhan yang bertumbuh, berakar dan berbuah lebat.    




By: Yra