Jumat, 24 Juli 2015

Pdt. Miyanto, Membina Warga Masyarakat sekitar Gereja, Lewat Kerajinan Batu Akik

Booming Batu Akik yang melanda Indonesia dua tahun belakangan ini, menjadi berkat tersendiri bagi Hamba Tuhan Pdt. Timotius Miyanto (41) pria kelahiran klaten Jawa tengah 21 November,  melayani di Babelan Bekasi Utara Jawa barat, Miyanto mengisahkan bagaimana dalam membuka ladang baru sering menghadapi tantangan dan rintangan dari Orang-orang yang tidak suka adanya Gereja disekitar mereka, hampir sembilan tahun Miyanto menjadi Hamba Tuhan dan sering kali harus berpindah tempat karena penolakan warga, sampai akhirnya Miyanto ayah dua orang anak ini, menempati tempat yang sekarang menjadi tempat pelayanannya dan sudah berjalan selama tiga tahun tanpa ada penolakan apalagi gangguan dalam beribadah, semuanya itu boleh terjadi lanjut Miyanto dikarenakan dirinya selalu berusaha untuk membaur dan bersosialisasi dengan warga sekitar Gereja, beruntung Miyanto memiliki Hobi dan keterampilan akan Batu Akik yang sedang menjadi trend dimasyarakat saat ini, suami dari Sherly ini, jauh sebelum ledakan Batu akik melanda Indonesia, sudah lebih dahulu mengenal dan suka mengkoleksi batu Akik, sehingga saat Booming Miyanto sudah banyak memiliki batu yang selama ini dikumpulkannya.

Proses Pembuatan Batu Akik
Ada beberapa Koleksi Miyanto yang dia bagikan kepada warga sekitar gereja, termasuk kepada tokoh-tokoh Masyarakat sekitar Rt, Rw, lurah sampai akhirnya warga mengetahui bahwa Miyanto selain memiliki koleksi Akik ternyata punya keahlian dalam membentuk Batu Akik dan hasilnya sangat memuaskan, berawal dari situlah akhirnya Masyarakat sekitar tempat Ibadah, mengusulkan untuk membeli alat atau mesin pembuat Batu Akik dan mereka patungan membeli alat atau mesin tersebut seharga Rp. 450.000 waktu itu, untuk Bahan akik menurut Miyanto tidak ada masalah Miyanto mencari sendiri bahan atau Bongkahan batu Akik yang dia biasa ambil sendiri  di aliran sungai Cisadane, pernah dia dapat sampai dua karung bongkahan batu dan bersama warga mengolahnya sampai menjadi batu akik yang indah dan digemari Warga.
Miyanto tidak hanya bekerja sendiri, melainkan dia juga rela berbagi Ilmu dengan warga bagaimana cara membuat dan membentuk mulai dari Batu Bongkahan menjadi batu akik yang indah kepada Masyarakat sekitar, tidak sedikit akhirnya warga yang menjadi pengrajin akik dan selanjutnya mereka membuka usaha sendiri, dan mendapat penghasilan tambahan. Warga sangat bersyukur dan terberkati dengan kehadiran Miyanto yang sudah menjadi berkat sehingga mereka (warga), bisa membuka usaha sampingan atau usaha baru dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Dengan kedekatan inilah Miyanto sangat bersyukur kepada Tuhan, dimana Tuhan kasih cara atau jalan yang luar biasa sehingga keberadaan pelayanan Tuhan pun dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan, bahkan Miyanto terkesan dengan Ucapan Warga sekitar dimana mereka pernah berkata kepadanya “ Om kami siap menjaga dan mengamankan Gereja, kalau ada Apa-apa…”  Setiap ada kegiatan Gereja tanpa diminta warga sekitar selalu membantu dan menjaga keamanan dalam melaksanakan kegiatan gereja.


By: yra